Obituari: Tokoh HAM itu Telah Pergi Selamanya
Ditengah hiruk pikuk masalah politik negara ini, Indonesia kehilangan seorang pejuang kemanusiaan dan HAM, Ade Rostina Sitompul. Dia menghembuskan napas terakhirnya pada usia 72 tahun, Jumat (8/7/2011) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
Ibu Ade, begitu mendiang disapa, adalah seorang aktivis kemanusiaan yang sangat jauh dari publikasi. Perjuangan beliau hingga sampai meninggal telah dijalani lebih dari 40 tahun lebih.
Bahkan Ibu Ade tanpa pamrih bersedia menampung dan menolong para keluarga tahanan politik. Ketika aksi pemberantasan PKI, Ibu kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 12 Desember 1938 ini ikut menjadi korban karena membantu keluarga korban PKI yang suaminya di buang ke Pulau Buru, Maluku.
Dengan menampung mereka di rumah walaupun sempat ditentang keluarganya bahkan sempat beberapa kali diintimidasi oleh aparat ketika itu tetapi itu tidak membuatnya gentar dan takut.
Beberapa penghargaan pernah disematkan kepada Ibu lima anak ini karena kerja kerasnya seperti tahun 1995 meraih penghargaan tertinggi bidang perjuangan HAM di Indonesia, Yap Thiam Hien Award.
Bagi rakyat Timor-Timur (kini Timor Leste) mereka tidak akan pernah lupa dengan peran Ibu Ade ketika terjadi insiden penembakan terhadap warga sipil oleh tentara di kawasan Taman Pemakaman Umum (TPU) Santa Cruz yang terkenal dengan insiden Santa Cruz pada tanggal 12 November 1991.
Ibu Ade menjadi penghubung komunikasi antara para tahanan politik pengukung kemerdekaan Timor Leste dan keluarganya. Akibat perbuatan ini dirinya sempat dikatakan sebagai penghianat bangsa oleh beberapa Jenderal TNI.
"Nasionalisme adalah (bagaimana) kita bisa menjaga imej, bukan diri kita saja, tapi bangsa kita, negara kita, rakyat kita. Bukan nasionalisme sempit, yang seolah-olah orang itu, atau orang itu, adalah musuh kita," papar Ade Rostina.
Sebagai wujud rasa terima kasih pada September 2009 Ibu Ade dan Johnson Pandjaitan memperoleh penghargaan kenegaraan dari Pemerintah Demokratik Timor Leste sebagai Pahlawan Nasional Timor Leste yang disematkan oleh Perdana Menteri Timor Leste, Kay Ray Xanana Gusmao di Dilli, Timor Leste.
Ibu Ade pun selain aktif di bidang HAM ternyata juga ikut andil dalam kegiatan kerohaniaan terbukti dengan perjuangan beliau membangun program pelayanan rohani ke penjara dalam program kerja Persatuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) pada tahun 80-an dan sampai sekarang program pelayanan itu masih berjalan.
Hayat itu kini tidur lelap abadi di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kelapa, Jakarta Timur (9/7/2011) siang tetapi perjuangan beliau pastinya akan diteruskan oleh siapapun yang menaruh harapan pada perjuangan HAM. Selamat Jalan Ibu Ade.
sumber : http://www.pedomannews.com/tokoh-a-wawancara/berita-tokoh-a-wawancara/kabar-tokoh/5031-obituari-tokoh-ham-itu-telah-pergi-selamanya